Pemilihan Presiden Indonesia 2014

Diposting oleh Label: di
Tanggal 9 Juli 2014, Indonesia kembali mencatat dalam sejarah kronologisnya pemilihan Presiden Indonesia yang ke-7. Pemilihan kali ini menjadi penting karena saat ini Indonesia mempunyai peluang besar di tahun-tahun ke depan untuk menjadi sebuah negara penting di dunia. Penting karena pertumbuhan ekonominya, penting karena demografi penduduknya, dan penting karena sumber alamnya. Akankah proses pemilihan Presiden kali ini mampu menghasilkan pemimpin yang akan menorehkan sejarah emas atau hanya akan berjalan secara kronologis saja ? Kita akan melihatnya nanti tanggal 9 Juli ke mana hati rakyat Indonesia akan membawa negara ini.

Proses demokrasi yang telah dilalui dalam bulan-bulan yang telah lalu melibatkan dan menarik perhatian hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Pilpres kali ini paling banyak menyedot perhatian, suasana kali ini beda dengan beberapa pilpres lalu yang masih menyisahkan banyak orang yang terkesan acuh tak acuh.

Dengan hanya dua calon yang bertarung membuat kubu mengerucut menjadi dua pilihan yang harus ditentukan. Hal ini yang menyebabkan antusiasme begitu kuat dalam pilpres 2014. Setiap orang punya pilihannya dan setiap orang akhirnya mempunyai "lawan" / "pesaing" dalam pilihan hatinya. Dinamikanya menjadi tarik menarik antara dua kutub berseberangan, dari perspektif satu orang menjadi perspektif massa yang terus berdinamika sepanjang masa kampanye, dan nantinya harus ditentukan pada tanggal 9 Juli 2014.

Dalam sebuah negara kesatuan, pemilihan pemimpin memang sejenak akan memisahkan masyarakatnya. Beda pilihan, berarti beda pihak, beda pihak maka menjadi lawan. Tak jarang terjadi peseteruan dan perdebatan, terbentuknya kelompok-kelompok di kantor,di komunitas, di sekolah, antar tetangga, antar teman dan sebagainya.

Hal di atas adalah hal yang lumrah dalam sebuah dinamika demokrasi, tetapi menjadi tak lumrah jika masing-masing pendukung begitu terlarut dalam arus kelompoknya, tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka masih berada di dalam satu rumah yang memang sedang berdinamika dalam sistemnya.

Ini merupakan pekerjaan rumah besar dalam sistem demokrasi dan pembelajarannya, yaitu bagaimana sebuah masyarakat bisa berbeda tetapi tetap dalam kesadaran bahwa betapapun meruncingnya sebuah pilihan kita masih berada dalam satu rumah besar yang untuk sesaat sedang berdinamika dalam sistem, untuk membuat sebuah perubahan yang lebih baik.

Ketika sebuah rumah besar (negara demokrasi) sedang berdinamika untuk mencari pemimpin nasional, maka yang mengapung ke atas adalah politik. Nah, yang perlu masyarakat sadari adalah bahwa politik adalah sebuah cabang ilmu, yaitu ilmu untuk meraih kekuasaan. Tentunya dalam sebuah ilmu ada jurus-jurusnya. Dan dalam sebuah pilpres, semua ilmu yang dipelajari dalam ilmu politik akan muncul ke atas.

Kalau pada pilpres kali ini kata yang paling kita sering dengar adalah "black campaign" / kampanye hitam, maka sebenarnya kita sedang melihat sebuah peragaan jurus politik yang memang ada dalam ilmu politik.

Untungnya masayarakat Indonesia saat ini sudah terbagi atas yang melek politik, dan ada yang belum melek politik. Sehingga "black campaign" tidak sampai diterima dalam 100% ketelanjangan berpikir. Jika semua informasi buruk selama masa kampanye diterima sepenuhnya secara telanjang, maka mungkin tidak ada jalan lain yang bisa dilakukan oleh dua kubu selain perang kampanye hitam secara total. Tetapi untungnya hal tersebut tidak terjadi, dan masyarakat tetap bisa menyaring informasi dari kedua kubu dengan baik. Dan kita lihat bahwa dalam pilpres kali ini jurus black campaign tidak sepenuhnya mendominasi dan menjadi satu-satunya acuan penentuan pilihan. Kita sedang berkembang dalam demokrasi, dan itu bagus.

Saat ini ketika catatan ini ditulis, seluruh rakyat Indonesia sedang berproses dalam pikirannya masing-masing. Dan tentunya, kubu yang berhasil adalah kubu yang selama proses pra pemilihan bisa menyampaikan dengan baik atau mempengaruhi dengan baik melalui cara dan metode yang mereka pilih. Semoga demokrasi di Indonesia akan tetap ada dan terus berkembang menjadi yang terbaik di dunia. Kita berbeda, tetapi tetap harus diingat bahwa setelah keputusan pemilu kita tetap satu rumah Indonesia.

Berikut ini beberapa kata inspirasi mengenai Pemilihan Presiden :
    Saya percaya dengan doa, visi dan kerja keras, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik. (Dikutip dari perkataan Prabowo Subianto di akun Facebook).
      “Setiap hari setiap saat itu pasti ada aspirasi dari rakyat, dari bawah. Ada kebutuhan dari bawah, yang kalau kita hanya duduk di kantor enggak akan ketangkap seperti itu”Jokowi dalam artikel Jokowi: Gaya Saya, Gaya “Blusukan”
      Jangan kita mengubur kepala kita di dalam pasir pujian dan hidup di alam mimpi. Masih banyak masalah yang harus kita hadapi dan selesaikan. Kita harus menjadi bangsa yang berani menghadapi kenyataan, berani turun ke lapangan dan menghadapi masalah (Prabowo)
      “Saya ini hanya ’semut’, semua ‘gajah-gajah’. Saya ini apa sih? Tetapi orang harus optimistis, jadi saya menghadapinya biasa-biasa sajalah”(Jokowi)
      Kita punya cita-cita dan impian-impian yang sama yaitu kita inginkan bangsa kita, negara kita yang kita cintai bisa menjadi bangsa yang adil dan makmur.Prabowo (Dikutip dari Buku Surat untuk Sahabat)
      “Kalau saya cuma jadi wakil, saya lebih memilih di Solo saja yang rakyatnya mencintai saya”(Jokowi)
      Persoalan apakah menang atau kalah, apakah kita di pilih oleh rakyat atau tidak itu persoalan kedua. Tetapi persoalannya adalah kita ingin berbuat terbaik untuk rakyat, itu kewajiban setiap warga Negara untuk berbuat demikian, manakala ia diberi kemampuan. (Prabowo)
      “Kehormatan hidup bukanlah ditentukan seberapa tinggi pendidikanmu, seberapa banyak ijasah akademismu, seberapa banyak bintang-bintang jasa bertaburan di dadamu, tapi kehormatan hidup itu ada ketika namamu melekat di hati orang-orang sekitarmu, kerjamu bermanfaat untuk rakyat banyak, dan doamu tiap bangun tidur memohon agar hari ini lebih baik dari hari kemarin. Kehidupan adalah kerja dan cinta. Itu kita jalani dengan sederhana saja.”(Jokowi)
      Karena itu, memang itu adalah keyakinan saya, itu adalah nilai yang saya perjuangkan: Bangsa yang merdeka, yang berdiri di atas kaki sendiri.(Prabowo)
      Hakikatnya kedudukan pemimpin tidak ada bedanya dengan rakyatnya.Pemimpin tidak harus menganggap dirinya istimewa.Ia hanya orang yang didahulukan selangkah kerana mendapatkan kepercayaan melaksanakan tanggungjawab dan amanah. (Jokowi)
      Itulah mimpi kita, suatu saat rakyat Indonesia bisa saling menyapa dengan damai apapun suku, agama dan rasnya. Kita semua adalah manusia, kita semua adalah hamba Tuhan. Kita semua punya hak hidup di alam semesta ini. (Prabowo)
      Selamat datang ke era blusukan, era horisontal yg selalu mendengar dan memperhatikan, mencintai dan membela...(Jokowi)
      Negara kita butuh pemimpin-pemimpin yang bisa memberi kesejukan. Kalau perlu berkorban harta, jabatan dan nyawa demi kepentingan yang besar: demi perdamaian, demi kerukunan antara agama, kerukunan antara ras, kerukunan antara suku.(Prabowo)
      Teruslah berusaha... sampai suatu saat tiba, sekali waktu, entah kapan...pasti datang kekuatan kebaikan.(Jokowi)
      Tidak mungkin kita capai kemakmuran, kesejahteraan tinggi, tanpa adanya kepercayaan, ‘trust’ dari rakyat kepada elitnya.(Prabowo)
      Mulailah sebuah perjalanan dengan tujuan akhir yang jelas.(Jokowi)


      Back to Top